
DIBERITA.COM | Belasan tahun lalu, ponsel menjadi barang langka yang hanya dimiliki oleh segelintir orang saja. Namun kini, keberadaan ponsel seakan menjadi kebutuhan prima karena selalu berada di sisi para penggunanya. Dengan segala akses yang dapat dilakukan, ponsel selalu dinantikan dalam peluncuran brand dan tipe terbaru. Hingga, tidak sedikit limbah ponsel yang menggunung yang terkadang dibuang begitu saja pada umumnya.
Ternyata ponsel menyimpan harta karun yang jarang diketahui banyak orang. Dalam kartu SIM (GSM) terkandung emas yang digunakan untuk menyalurkan arus elektronik. Jumlah emas di dalam kartu SIM memang terbilang sedikit, tetapi komponen yang wajib harus dimasukkan. Selain emas, di dalam ponsel juga terdapat perak, tembaga, timah, platinum, dan palladium.
Dikutip dari beberapa sumber (04/06/2021), dari 300 ponsel bekas dapat menghasilkan 10 gram emas. Kandungan emas yang terpadat pada PCB dapat dikeluarkan dengan cara dibakar atau dilarutkan menggunakan air raksa. Cara ini memang murah, tapi sangat berbahaya karena bisa mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia.
Sebuah iPhone, misalnya, diestimasikan terdapat kandungan 0,034 gram emas, 0,34 gram perak, 0,015 gram palladium, dan kurang dari seperseribu gram platinum, 25 gram alumunium dan 155 gram tembaga. Perak dan emas pada ponsel digunakan pada tombol on/off karena konduktivitas listriknya tinggi. Selain itu, pemanfaatan emas memiliki daya tahan yang kuat terhadap karat. Bila emas dicampur dengan sedikit nikel atau cobalt mampu menghasilkan konduktor yang memiliki ketahanan yang sangat kuat.
Tidak hanya mengandung emas dan perak, ponsel juga mengandung sejumlah elemen langka yaitu Logam Tanah Jarang (LTJ) seperti yttrium, lanthanum, TB, neodymium, gadolinium dan praseodymium. iPhone menggunakan logam tanah jarang pada speaker, kamera mehaptic yang membuat ponselnya bergetar.
Seperti yang dikutip dari banyaknya kalangan, dalam memasok kebutuhan material tambang di dalam ponsel, Republik Demokratis Kongo sebagai penghasil kobalt terbaik dan Pulau Bangka Belitung sebagai salah satu penghasil timah terbesar di dunia. (IL)