Kronologi Pidato Jokowi soal Bipang Ambawang hingga Tuai Kontroversi.

diberita.com | Kronologi Pidato Jokowi soal Bipang Ambawang hingga Tuai Kontroversi

Minggu, 09 Mei 2021 10:54 WIB

Hal senada disampaikan PKB. PKB menilai Jokowi memang semangat mengangkat produk dalam negeri, khususnya kuliner Nusantara.

Lebih lanjut, Ketua DPP PKB Daniel Johan mengatakan Lebaran Idul Fitri kali ini bersamaan dengan kenaikan Isa Almasih, yakni pada 13 Mei. Jadi, menurutnya, dorongan untuk membeli oleh-oleh bukan hanya kepada umat Islam.

“Dan kebetulan liburan mudik saat ini selain merayakan Idul Fitri juga bersamaan dengan merayakan kenaikan Isa Almasih, jadi dorongan presiden bukan ditujukan ke satu pihak tertentu tapi untuk semua pihak sesuai kebiasaan masing-masing secara relevan,” tutur Daniel.

Sementara itu, elite PDIP, Hendrawan Supratikno, meminta masyarakat melihat konteks ucapan Jokowi secara luas. Menurutnya, hari raya Lebaran merupakan festival budaya bangsa yang tidak hanya dimiliki umat Islam.

“Yang saya tahu persis, Lebaran telah bermetamorfosa tidak hanya milik umat muslim, tetapi sudah menjadi festival budaya bangsa. Umat nonmuslim menikmati Lebaran dengan sangat antusias, seperti untuk silaturahim keluarga dan wisata kuliner,” ujar Hendrawan.

“Yang menarik, tidak sedikit orang-orang yang semula memilih tunjangan natal dan akhir tahun, sekarang minta dibayarkan pada saat Idul Fitri. Jadi saya melihat ajakan tersebut dalam perspektif budaya. Apalagi konteksnya pada tradisi mudik yang tahun ini kembali menghadapi kendala COVID,” lanjutnya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi kemudian memberi penjelasan mengenai pernyataan Jokowi yang mempromosikan bipang Ambawang khas Ambawang, Kalimantan Barat. Menurutnya, pernyataan Jokowi itu ditujukan untuk masyarakat Indonesia dari beragam agama.

“Pernyataan Bapak Presiden tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia, yang terdiri atas beragam suku, agama, dan budaya. Yang memiliki kekayaan kuliner Nusantara dari berbagai daerah,” kata Luthfi.

“Setiap makanan memiliki kekhasan dan menjadi makanan favorit lokal. Jadi, sekali lagi, kuliner khas daerah yang disebut bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner Nusantara yang sangat beragam,” lanjutnya.

Dia menjelaskan ada beragam kuliner yang disukai oleh beragam kelompok masyarakat. Dia mengajak masyarakat mempromosikan kuliner Nusantara.

“Tentu kuliner tersebut dikonsumsi, disukai dan dicintai oleh berbagai kelompok masyarakat yang juga beragam. Mari kita bangga dan promosikan kuliner Nusantara yang beragam, sehingga bisa menggerakkan ekonomi terutama UMKM,” tuturnya.

Tim Komunikasi Jokowi Diminta Dievaluasi

Pernyataan Jokowi soal Bipang Ambawang ini pun berbuntut dimintanya tim komunikasi presiden untuk dievaluasi. Permintaan itu salah satunya disampaikan Wasekjen Gerindra, Kawendra Lukistian

“Tim komunikasi presiden perlu dievaluasi, hal mendasar seperti ini kok nggak dijagain,” kata Kawendra.

Hal senada disampaikan Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah. Eks Wakil Ketua DPR itu lantas menunjuk dapur Jokowi yang tak beres.

“Saya sering katakan, Dapur presiden nggak beres,” kata Fahri dalam cuitan di akun Twitter-nya yang diunggah, Sabtu (8/5/2021).

Dihubungi lebih lanjut, Fahri mengungkap yang dimaksud dapur itu adalah tim komunikasi inti Jokowi. Tim yang menulis naskah pidato Jokowi.

“Tim komunikasi yang inti, penulis pidato dan tim riset data,” kata Fahri, ketika dihubungi.

Perlunya evaluasi tim komunikasi Jokowi ini juga disampaikan PPP dan NasDem. Sekretaris Fraksi PPP, Achmad Baidowi (Awiek), menilai tim komunikasi lalai. Awiek menyebut blunder ini sudah terjadi kesekian kali.

“Tim di sekitar presiden lalai sehingga menyebabkan polemik yang tidak perlu. Ini kesekian kalinya blunder komunikasi publik. Padahal kalau mendengar pernyataan Presiden secara utuh dari awal bahwa yang dimaksudkan adalah makanan ringan ala Lebaran, seperti bipang/jipang. Tapi menjadi misleading ketika dibarengi kata Ambawang,” kata Awiek, kepada wartawan, Sabtu (8/5/2021).

Sama halnya dengan Ketua Fraksi NasDem Ahmad Ali, yang juga menyoroti tim komunikasi Jokowi atau pembuat naskah pidato saat itu. Ali meyakini Jokowi tidak mungkin mengatakan hal itu secara sengaja.

“Yang salah orang yang memberikan materi ke dia (Jokowi), jadi beliau cuma membaca doang narasi yang diberikan, karena nggak mungkinlah Pak Jokowi sengaja untuk mengatakan itu,” ujarnya.DBS

(Visited 7 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *