Jakarta, diberita.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen usai menghadiri pertemuan KTT ASEAN. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi membahas soal vaksin hingga kerja sama pertahanan dengan PM Kamboja Hun Sen.”Di awal pertemuan bilateral, Presiden Republik Indonesia menyampaikan apresiasi terhadap PM Hun Sen ke Jakarta. Kedua pemimpinan melakukan tukar pikiran mengenai bagaimana upaya untuk meningkatkan kerja sama bilateral antara kedua negara,” kata Menlu Retno Marsudi di akun YouTube Setpres, Sabtu (24/4/2021).
Bahasan pertama kedua kepala pemerintahan itu yakni soal vaksin. Jokowi, kata Retno, mengatakan pentingnya soal akses vaksin hingga kerja sama bidang farmasi.
“Oleh karena Bapak Presiden meminta dukungan PM Hun Sen untuk perluasan investasi BUMN dan swasta Indonesia di bidang farmasi dan peralatan kesehatan di Kamboja,” tambahnya.”Pertama mengenai kerja sama kesehatan, Bapak Presiden menegaskan pentingnya dukungan vaksin multilateral demi kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. Presiden juga mengajak Kamboja untuk memperkuat kerja sama di bidang farmasi, obat-obatan dan peralatan kesehatan,” ujar Retno.
“Yang kedua adalah kerja sama ekonomi untuk pemulihan ekonomi, terkait perdagangan, presiden mendorong upaya peningkatan volume perdagangan kedua negara antara lain adanya direct shiping lines antara kedua negara di mana Pelindo II sudah menjajaki rencana tersebut. Selain itu keringanan pajak impor khusus untuk alat transportasi bus Karoseri dari Indonesia,” ucap Retno.Jokowi dan Hun Sen juga melakukan pembicaraan terkait pemulihan ekonomi. Jokowi mendorong adanya kerja sama BUMN dan perusahaan swasta Indonesia di Kamboja.
Terkait investasi, Retno mengatakan Indonesia mendorong Kamboja agar perusahaan BUMN dan swasta Indonesia dapat menjadi mitra pembangunan dan investasi utama di Kamboja. Antara lain terkait sistem perkerataapian, pembangunan pembangkit listrik apung hingga proyek infrastruktur di Kamboja.
Kerja sama dalam bidang pertahanan juga dibicarakan dalam pertemuan. Diantaranya dalam bidang pendidikan dan pelatihan personel militer.
“Yang ketiga adalah kerja sama pertahanan, karena peningkatan kerja pertahanan ini menurut presiden perlu ditingkatkan antara lain dilakukan melalui perluasan kerja sama army to army talk, kemudian mendorong peningkatan pendidikan dan pelatihan bersama personel militer,” sebut Retno.
“Keempat dan terakhir, presiden mengatakan perlu adanya sinergi keketuaan Indonesia pada tahun 2022 yaitu di G-20 dan keketuaan Kamboja di ASEAN, serta keketuaan Thailand di APEC,” imbuhnya.(mamin).